Download Mp3 Download Musik Download Film Download Lagu Terbaru Download Lagu Terpopuler Informasi Kesehatan Informasi Gadget Terbaru Materi Pelajaran
Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat.
a. Ciri-ciri folklore
1) Folklore menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan
penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap
anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.
2) Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya.
3) Folklore bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui.
4) Folklore hadir dalam versi-versi bahkan variasi-variasi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan
5) Folklore bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau standar.
Bentuk-bentuk folklore
1) Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang terdiri dari:
a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa (isih cilik sing prasaja)
b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala.
c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar kebangsawanan (raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya.
d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di ujung tanduk (keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit) yakni untuk menggambarkan orang yang bingung.
e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng.
2) Folklore sebagian lisan
Adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat, pesta rakyat dan sebagainya.
3) Folklore bukan lisan (non verbal folklore)
Adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan, Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.